December 09, 2011

EVIDENCE BASED DIAGNOSTICS

Pendahuluan
Evidence Based Diagnostics digunakan untuk menentukan diagnosis suatu penyakit agar seorang klinisi atau dokter dapat menentukan terepi yang tepat.
Diagnosis adalah hubungan antara penemuan klinik dan intervensi.
Dasar-dasar diagnosis adalah :

  • Anamnesis : Berisi "Sacred Seven*" dan "Fundamental Four**"
  • Pemeriksaan Fisik ( Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi )
  • Pemeriksaan Penunjang ( misalnya pemeriksaan laboratorium )
Diagnosis terdiri dari beberapa macam, yaitu :
  1. Diagnosis etiologi ( penyebab penyakit )
  2. Diagnosis anatomi ( kelainan makroskopis atau mikroskopis )
  3. Diagnosis fungsional ( kelainan fungsi organ tubuh )
  4. Diagnosis psikiatri ( kelainan jiwa )
  5. Diagnosis psikososial ( kelainan psikis dan sosial )
Diagnosis yang tepat harus berdasarkan :
  • Informasi dan karakterisik tes diagnostik.
  • Penggunaan prosedur tes diagnostik.
  • Jenis tes diagnostik yang digunakan.

* Sacred Seven meliputi :
  1. Lokasi keluhan ( dibagian mana ? )
  2. Onset dan kronologis ( kapan terjadinya ? )
  3. Kuantitas keluhan ( seberapa sering terjadi ? )
  4. Kualitas keluhan ( rasanya seperti apa ? )
  5. Faktor yang memperberat
  6. Faktor yang memperingan
  7. Analisis sistem yang meneyertai keluhan utama ( keluhan penyerta )
** Fundamental Four meliputi :
  1. Riwayat penyakit sekarang ( RPS )
  2. Riwayat penyakit dahulu ( RPD )
  3. Riwayat penyekit keluarga ( RPK )
  4. Riwayat sosial dan ekonomi

Alur Diagnosis





















5 Alasan Perlu Dilakukan Tes Diagnostik
  1. Memastikan diagnosis pada keluhan pasien.
  2. Screening penyakit yang tak mempunyai keluhan.
  3. Mendapatkan informasi prognosis pada pasien yang penyakitnya sudah jelas.
  4. Monitoring terapi terhadap manfaat dan efek samping.
  5. Memastikan seseorang tidak menderita penyakit.

----CONTINGENCY TABLE----














TEST DIAGNOSTIK
  1. Sensitivity : indeks prosentase yang menunjukkan kemampuan uji diagnosis baru dalam mendeteksi adanya suatu penyakit kalau memang ada penyakitnya berdasarkan uji diagnosis baku emas. (A/(A+C))
  2. Specificity : indeks yang menunjukkan kemempuan uji diagnostik yang sedang diteliti dalam mendeteksi tidak adanya penyakit bila memang tidak ada penyakit berdasarkan uji diagnosis baku emas. (D/(D+B))
  3. Accuracy : kesesuaian secara keseluruhan antara uji diagnosis baru yang sedang diteliti dengan uji diagnosis baku emas. ((A+D)/(A+B+C+D))
  4. Predictive Value : gambaran prevalensi dan karakteristik penyakit pada penelitian. Predictive value positif menyatakan benar ada penyakit (A/(A+B)). Predictive value negatif menyatakan mamang tidak ada penyakit (D/(D+C)).
  5. Likehood Ratio : proporsi probabilitas stelah dilakukan tes. digunakan untuk memperkirakan ketepatan adanya suatu penyakit atau kelainan pada saat tes dilakukan. Positive likehood ratio (A/(A+C) : B/(B+D)). Negative likehood ratio (C/(A+C) : D/(B+D)).

TELAAH KRITIS ( CRITICALS APPRAISAL )

Pengertian
Telaah kritis adalah cara atau metode untuk mengkritisi secara ilmiah terhadap penulisan ilmiah.

Kegunaan Telaah Kritis

  • Menilai validitas dan usefulness dari suatu artikel atai jurnal ilmiah.
  • Menentukan pemecahan atau keputusan klinis.

3 Komponen Telaah Kritis
  1. Bagaimana validity-nya ?
  2. Bagamana outcome-nya ?
  3. Bagaimana hubungannya dengan klinik ?

3 Langkah Telaah Kritis
  1. Match study design to clinical questions
  2. Assess the validity of the study.
  3. Assess the usefulness of the results.

----"BELAJAR TELAAH KRITIS"----

Validitas Internal
  • Sejauh mana penelitian diterapkan dalam klinik ?
  • Untuk menentukan validitas diperlukan "beberapa pertanyaan" dan dijawab oleh pembaca artikel ilmiah.

Manfaat
Untuk menentukan seberapa besar manfaat penelitian dalam klinik.

Aspek yang Diperhatikan dalam Penelitian Adalah "Bagaimana Menentukan" :
  • Normalitas atau abnormalitas
  • Kekerapan atau frekuensi
  • Faktor risiko
  • Penyebab atau etiologi
  • Diagnosis
  • Terapi
  • Pencegahan
  • Prognosis

* Perbedaan standar diagnosis suatu penyakit akan mengubah prevalensi penyakit dan terapinya.
** Perubahan kriteria diagnosis berhubungan dengan peningkatan jumlah penyakit.

CRITICAL THINKING

Definisi
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara jernih dan rasional yang meliputi kemampuan untuk berpikir reflektif dan independen. Kemampuan berpikir kritis diperlukan untuk menganalisis dan menetukan benar tidaknya suatu pernyataan. Berpikir kritis TIDAK SAMA dengan mengakumulasi informasi. Berpikir kritis bersifat netral, objektif, dan tidak bias. 

Ketrampilan Inti Berpikir Kritis
  1. Interprestasi : Kategorisasi, Dekode, Mengklarifikasi Makna
  2. Analisis : Memeriksa Gagasan, Mengidentifikasi dan Menganalisis Argumen
  3. Evaluasi : Menilai Pernyataan
  4. Inferensi : Mempertanyakan Argumen, Memikirkan Alternatif, Menarik Kesimpulan, Memecahkan Masalah, Mengambil Keputusan.
  5. Penjelasan : Menyatakan Hasil, Mengemukakan Kebenaran Prosedur
  6. Regulasi Diri : Mengoreksi Diri

Ketrampilan Berpikir Kritis
  1. Memahami hubungan yang logis antar gagasan.
  2. Mengidentifikasi, mengkonstruksi, dan mengevaluasi argumen.
  3. Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan.
  4. Memecahkan masalah secara sistematis.
  5. Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan.
  6. Merfleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri.

Manfaat Berpikir Kritis
  1. Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, dan memperkuat argumen.
  2. Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas.
  3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif.
  4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi tentang suatu masalah berdasarkan alasan yang kuat.
  5. Membiasakan berpikir terbuka.
  6. Mengkomunikasi gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada orang lain.

December 07, 2011

Evidence Based Medicine ( EBM )

Pengertian
Evidence Based Medicine adalah integrasi bukti-bukti riset terbaik dengan ketrampilan klinis dan nilai-nilai pasien.












Tujuan EBM
  1. Membantu dokter untuk membuat keputusan klinis berdasarkan bukti terbaik.
  2. Memberikan pelayanan medis yang berpusat pada pasien bukan berorientasi pada penyakit.
Langkah-Langkah EBM
  1. Merusmuskan pertanyaan klinis mengenai pasien. Langkah ini mencakup :
    • Patient and Problem : Bagaimana pasien dan masalah apa yang dihadapi paien ?
    • Intervention : Tes diagnostik, terapi, paparan, dan sebagainya.
    • Comparison : Jika relevan maka harus .....
    • Clinical Outcome : Akibat atau hasil dari terapi yang dilakukan.
  2. Mencari bukti-bukti untuk menegakkan diagnosis.
  3. Melakukan penilaian kritis. Langkah ini mencakup :
    • Validity : Apakah temuan benar ?
    • Importance : Apakah temuan penting ?
    • Applicability : Apakah temuan dapat diterapkan  pada pasien ?
  4. Menerapkan bukti-bukti pada pasien.
  5. Melakukan evaluasi kinerja penerapan EBM.
Sumber Bukti
  1. Sistem : sumber rujukan online yang memberikan hasil-hasil kajian dan materi pendukung EBM lainnya.
  2. Sinopsis : ringkasan riset asli yang berbasis bukti.
  3. Sintesis : rangkuman beberapa artikel asli.
  4. Studi : artikel riset asli.
Ringkasan
EMB adalah pendekatan pelayanan medis yang memadukan bukti-bukti riset terbaik, dengan ketrampilan klinis dokter, dan keunikan, nilai-nilai dan harapan pasien untuk pelayanan yang lebih baik kepada pasien.

PENGANTAR ANATOMI

Pengertian Anatomi
Anatomi adalah bentuk dan hubungan bagian tubuh yang diperoleh dari metode dasar termasuk rincian struktural yang lebih kecil yang diungkap melalui lensa tangan atau mikroskop.

Posisi Anatomi
Posisi anatomi yaitu posisi dengan tubuh tegap dan tegak dengan posisi kedua lengan disamping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan, kepala tegak, dan muka lurus ke depan (lihat gambar).









<-- posisi anatomi





Istilah-istilah Umum dalam Anatomi
  • Proximal = Pangkal
  • Distal = Ujung
  • Medial = ke Tengah
  • Lateral = ke Samping
  • Dextra = Kanan
  • Sinistra = Kiri
  • Superior = Atas
  • Inferior = Bawah
  • Anterior = Depan
  • Posterior = Belakang
  • Ventral = Depan (untuk abdomen)
  • Dorsal = Belakang (untuk abdomen)
  • Cranial = Kepala
  • Caudal = Ekor
  • Superficial = Permukaan
  • Profundal = Lebih ke Dalam

Istilah-Istilah untuk Gerakan
  • Extensi = Meluruskan
  • Flexi = Membengkokkan
    • Anteflexi = Membengkokkan ke Depan
    • Retroflexi = Membengkokkan ke Belakang
    • Dorsoflexi = Membengkokkan ke Punggung
  • Rotasi = Memutar
    • Eversi / Eksorotasi = Memutar ke Luar
    • Inversi / Endorotasi = memutar ke Dalam
  • Abduksi = Menjauh
  • Adduksi = Mendekat
  • Pronasi = Tengkurap
  • Supinasi = Terlentang
  • Circunduksi = Kombinasi Melingkar dan Memutar
  • Profrusi = Menarik ke Depan
  • Refraksi = Mengembalikan
  • Ereksi = Menegakkan

Istilah-istilah untuk Lubang
  • Foramen / Foramina = Lubang Secara Umum
  • Fissura = Celah
  • Aditus = Lubang Masuk
  • Exitus = Lubang Keluar
  • Fenestra = Jendela
  • Porus = Lubang Tertentu
  • Ostivum = Lubang Saluran
  • Orificium = Lubang yang Secara Langsung Dapat Dilihat Mata

Istilah-istilah untuk Rongga
  • Cavum / Cavity = Rongga Secara Umum
  • Sinus = Rongga Berbentuk Mangkuk
  • Recessus = Rongga Masuk Lekuk
  • Meatus = Liang
  • Saccus = Kantong
  • Vestibulum = Bagian Masuk dari Rongga
  • Atrium = Serambi
  • Ventriculum = Bilik

Istilah-istilah untuk Bidang
  • Bidang Median = Bidang yang melalui sumbu panjang manusia dari dorsal ke ventral dan membagi tubuh jadi kanan dan kiri.
  • Bidang Sagital = Bidang di sebelah lateral bidang median dan sejajar dengan bidang median.
  • Bidang Frontal = Bidang yang tegak lurus bidang median dan dari dextra ke sinistra sejajar dengan tulang kening dan membagi tubuh jadi depan dan belakang.
  • Bidang Transversal = Bidang yang memotong bidang frontal dan bidang median secara tegak lurus sehingga membagi tubuh menjadi cranial dan caudal.